Selasa, 23 Desember 2008

Pupuk Susah Dicari, Suradi Buat Pupuk Kandang sendiri

Apa yang dilakukan Suradi, warga Desa Nganguk Kecamatan Kaliori Kabupaten Rembang patut dicontoh. Tak mau terus tergantung pada pupuk kimia yang semakin langka dipasaran, ia membuat pupuk kandang sendiri. Uniknya pupuk kandang ala Suradi ini dibuat dari campuran batu gamping dan kotoran ternak (sapi,red).

Bapak empat anak ini menjelaskan, cara membuat pupuk kandang cukup mudah. Yang perlu disiapkan pertama kali adalah sebuah lubang berdiameter empat hingga lima meter dengan kedalaman hingga empat meter. “Tergantung seberapa banyak pupuk yang akan dibuat,” terangnya.

Setelah lubang rampung dibuat, dasar lubang ditutup dengan menggunakan alas plastik. Setelah siap, batu gamping ditaruh di atas permukaan plastik yang telah digelar. “Diatas gamping, baru ditumpuki kotoran sapi,” jelas Suradi.

Biasanya, Suradi menggunakan batu gamping dan kotoran sapi dengan perbandingan satu banding tiga. Artinya, jika batu gamping yang dibuat sebanyak satu kwintal, maka kotoran sapi yang diperlukan sebanyak tiga kwintal.

Setelah semua langkah dilakukan, tinggal menunggu proses penguraian kotoran sapi dan batu gamping secara alami. “Biarkan saja, tidak usah ditutupi dengan tutup plastik atau sejenisnya,” tegasnya.

Proses penguraian kedua jenis bahan itu membutuhkan waktu cukup lama. Setidaknya dibutuhkan waktu hingga tiga bulan. Menurut mantan pejuang kemerdekaan ini, waktu yang paling ideal digunakan untuk membuat pupuk kandang seperti ini adalah pada awal musim hujan.

Diharapakan, air hujan yang membasahi lubang pemrosesan tadi dapat mempercepat pembusukan kotoran ternak. Sehingga, proses penguraian batu gamping dan kotoran sapi dapat berjalan sempurna.

Suradi mengatakan telah membuat pupuk kandang semacam ini sejak empat tahun yang lalu. “Awalnya hanya coba-coba saja,” akunya. Namun, setelah mengetahui hasil panen tanaman padinya cukup bagus, Suradi akhirnya terus mengembangkan pembuatan pupuk kandangnya.

Hingga sekarang, ia berangsur-angsur telah meninggalkan pupuk kimia. Ia mengatakan, jika menggunakan pupuk kimia tanah pertanian pada musim kemarau akan retak-retak. Dikatakan, tanah menjadi jelek dan panas. Namun setelah menggunakan pupuk kandangnya, tanah pertaniannya terus membaik. “Jika musim kemarau masih bisa ditanami palawija,” terangnya.

Pupuk Buatannya sendiri telah ditiru oleh banyak petani di daerah Blora dan Pati. Bahkan baru-baru ini, petani asal Tuban juga datang ke rumahnya untuk belajar membuat pupuk kandang semacam itu. “Banyak yang mengatakan puas dengan menggunakan pupuk kandang semacam ini,” terangnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar