Rabu, 28 Januari 2009

Ketika Umat Katolik Purwodadi Peduli konflik Gaza



Kumpulkan Dana Bantuan, Salurkan Lewat PMI

Konflik Palestina-Israel tak hanya mengundang keprihatinan dari umat Islam saja. Di Purwodadi, umat Gereja Katolik Hati Yesus Maha Kudus mencoba mengumpulkan dana bantuan. Rencananya, dana yang terkumpul akan disumbangkan untuk korban sipil agresi militer Israel. Bagaimana caranya?

Suasana misa Sabtu sore umat Gereja Katolik Yesus Maha Kudus Purwodadi sedikit berbeda. Ini lantaran pengurus gereja meletakkan dua kotak setinggi pingang orang dewasa, tepat di depan pintu gereja. Dua kotak berwarna coklat itu akan tetap diletakkan di sana hingga misa Minggu pagi keesokan harinya berakhir.

Pada sisi di kedua kotak itu terdapat sebuah kertas dengan tulisan berukuran besar dan sedikit mencolok. Kotak pertama bertuliskan Sumbangan untu korban perang Israel-Palestina. Sedang kotak disebelahnya, bertuliskan Sumbangan untuk korban banjir Kudus-Pati.

Satu dua umat berdatangan. Bersama itu, seorang ibu tua umat gereja itu berhenti sejenak di depan dua kotak itu. Sesekali ia mengamati tulisan yang ditempel di kotak-kotak itu. “Koh, kotak ini untuk apa?” tanyanya kepada pengurus gereja yang kebetulan berada di dekat kotak itu.

Pria paruh baya itu pun menjelaskan bahwa itu adalah kotak amal bantuan umat gereja untuk korban konflik Gaza dan bencana banjir di Kudus dan Pati. Paham atas penjelasan pengurus gereja itu, ia pun lantas bergegas mengeluarkan dompet yang ia taruh di tas tangannya.

Dengan gesit, ia mengambil lembaran uang kertas di dalam dompetnya. Lantas, dengan susah payah, ia kemudian memasukkan uang itu ke dalam masing-masing kotak. Usai dengan hajatnya itu, ia pun bergegas masuk ke dalam gereja, bergabung dengan ratusan umat yang telah duduk rapi di depan meja altar.

Dua kotak amal itu bukan tanpa maksud ditaruh oleh pengurus gereja. salah seorang pengurus gereja mengatakan kepada Koran ini, jika ide melakukan penggalangan dana untuk konflik Gaza, sudah lama terpikirkan. Hanya saja, ia mengaku belum ada waktu yang tepat.

Seminggu lalu, bersama dewan Paroki gereja, pria yang namanya enggan dikorankan itu mengaku sudah berinisiatif melakukan kegiatan serupa. Mereka pun mencari momen yang tepat. Dipilihnya momen misa hari Sabtu sore (24/1) dan Minggu pagi (25/1) itu bukannya tanpa alasan.

“Kebetulan hari Senin kan ada Imlek, jadi kami menggunakan momen imlek untuk melakukan penggalangan dana,” terangnya penuh semangat. Jadilah dewan gereja kemudian menyiapkan dua kotak yang kemudian ditaruh tepat di depan gereja yang berlokasi di Jalan Jendral Sudirman itu.

Lantas, bagaimana dewan Paroki gereja menyalurkan dana yang terkumpul? Melalui jaringan gerejakah? Ternyata tidak. Paroki gereja lebih memilih pihak yang netral (tak berbau satu golongan agama, red), untuk penyaluran sumbangan itu.

Setelah berembug, akhirnya disepakati jika dana korban konflik Gaza yang terkumpul, nantinya akan dititipkan ke Palang Merah Indonesia (PMI), melalui Forum Kebebasan Umat Beragama (FKUB). Sedangkan dana bantuan korban banjir, akan langsung diberikan ke korban banjir di Kudus dan pati.

Meskipun tak seberapa, ia mengatakan jika bantuan ini lepas dari muatan agama. “Ini murni misi kemanusiaan,” tegasnya.Dengan bantuan ini, mereka ingin menegaskan jika konflik gaza bukanlah konflik antar agama. “Di Palestina sendiri, selain umat muslim, umat nasrani juga banyak yang jadi korban,” bebernya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar