Rabu, 21 Januari 2009

Tarif Angkutan di Kabupaten Grobogan Turun 10 persen

Meski tarif angkutan mulai turun, namun jumlah penumpang di terminal Purwodadi belum ada peningkatan signifikan.


GROBOGAN-Tarif angkutan kota yang beroperasi di Kabupaten Grobogan bakal turun hingga sepuluh persen. Langkah ini diambil setelah pemerintah pusat menurunkan kembali harga BBM menjadi Rp 4.500 per liter. Supir dan pemilik angkutan pun kini tak punya alasan lagi untuk tidak menurunkan tarif angkutanya.

Menurut keterangan Kabid Lalu Lintas dan Angkutan pada Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi (Dishubinfokom) Kabupaten Grobogan Bambang Panji AB, penurunan tarif tak hanya berlaku untuk angkutan kota atau pedesaan saja, tetapi juga angkutan lainnya. “Tarif bus juga akan disesuaikan,” tegasnya kemarin.

Saat ini, pihaknya sedang melakukan pembahasan dengan istansi terkait, ia mengatakan, semua dinas terkait telah sepakat untuk segera melakukan penyesuaian tarif jasa angkutan secepatnya. “Besaran penurunan tarif berkisar tujuh hingga sepuluh persen,” jelasnya.

Penyesuaian tarif ini, jelas Bambang, sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor KM 1Tahun 2009. Disebutkan, tarif batas atas untuk wilayah I, meliputi seluruh daerah di Sumatra, Jawa, Bali dan Nusa tenggara turun dari Rp 150 menjadi Rp 139 per kilometer. “Sedangkan batas bawah turun dari Rp 92 menjadi Rp 86 per kilometer,” terangnya.

Meski demikian, Sebagian awak angkutan Purwodadi-Toroh sudah menurunkan tarif hingga Rp 3 ribu untuk penumpang umum dan untuk pelajar sebesar Rp 1 ribu. “Namun juga ada supir yang memungut penumpangnya sebesar Rp 4 ribu (tarif lama,red),” jelasnya. Karena belum ada keputusan penyesuaian tarif dari pemerintah, pihaknya pun membiarkan saja.

Sedangkan untuk tarif bus antar kota pun sudah mulai turun. Ia mencontohkan, tarif bus jurusan Purwodadi-Semarang turun dari RP 11 ribu menjadi Rp 10 ribu. “Setelah penyesuaian tarif nanti diberlakuan, tarif bus Puewodadi-Semarang hanya Rp 9 ribu,” jelasnya.

Setelah tarif baru diatur, pihaknya mendesak seluruh awak angkutan untuk menerima dan melaksanakan aturan itu. Bambang menambahkan, ini adalah konsekuensi dari penurunan harga BBM oleh pemerinah. “Masak BBM sudah turun tiga kali, tapi tarif masih eggan diturunkan,” katanya.

Sementara itu, beberapa supir di Terminal Purwodadi menyambut dingin rencana pemberlakuan tarif baru itu. Ahmad misalnya, supir bus jurusan Purwodadi-Pati ini tak mau berkomentar banyak terkait rencana penyesuaian tarif angkutan. “Ya semoga harga suku cadang juga ikut turun, jadi kita juga masih bisa ambil untung,” katanya datar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar